Friday, March 16, 2012

Jenis dan Sifat Motivasi


Jenis dan Sifat Motivasi

Penulis Mahfud Hidayat
Para ahli ilmu jiwa mempunyai pendapat bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder.
1. Motivasi Primer
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal umumnya berasal dari segi biologis, atau jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani, sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya. Di antara insting yang penting adalah memelihara, mencari makan, melarikan diri, berkelompok, mempertahankan diri, rasa ingin tahu, memangun, dan kawin. (Koeswara, 1989:Jalaludin Rachmat.1991)
Freud berpendapat bahwa insting memiliki empat ciri, yaitu tekanan, sasaran, objek dan sumber.
a. Tekanan
Tekanan adalah kekuatan yang memotivasi individu untuk bertingkah laku, semakin besar energi dalam insting, maka tekanan terhadap individu semakin besar.
b. Sasaran
Sasaran insting adalah kepuasan atau kesenangan, kepuasan tercapai apabila tekanan energi pada insting berkurang.
c. Objek
Objek insting adalah hal-hal yang memuaskan insting, hal-hal yang memuaskan insting tersebut dapat berasl dari luar individu atau dari dalam individu.
d. Sumber
Sumber insting adalah keadaan kejasmanian individu. Insting manusia dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu insting kehidupan (life instinct) dan insting kematian (death instict). Insting-insting kehidupan terdiri dari insting yang bertujuan memelihara kelangsungan hidup. Insting kehidupan tersebut berupa makan, minum, istirahat, dan memelihara keturunan. Insting kematian tertuju pada penghancuran, seperti merusak, menganiaya, atau membunuh orang lain atau diri sendiri.


2. Motivasi Sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Menurut beberapa ahli, manusia adalah makhluk sosial. Perilakuknya tidak hanya terpengaruh oleh faktor biologis saja, tetap juga faktor-faktor sosial. Perilaku manusia terpengaruh oleh tiga komponen penting seperti:
a) Komponen afektif
Komponen afektif adalah aspek emosional. Komponen ini terdiri dari motif sosial, sikap dan emosi.
b) Komponen kognitif
Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang terkai dengan pengetahuan.
c) Komponen konatif
Komponen konatif adalah terkai dengan kemauan dan kebiasaan bertidak.
Perilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap adalah suatu motif yang dipelajari. Ciri-ciri sikap (a) merupakan kecenderungan berfikir, merasa, kemudian bertindak, (b) memiliki daya dorong bertindak,(c) relatif bersifat tetap, (d) berkecenderungan melakukan penilaian, (e) dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah. Perilaku juga terpengaruh oleh emosi. Emosi menunjukkan adanya sejenis guncangan seseorang. Emosi memiliki fungsi sebagai (a) pembangkit energi, (b) pemberi informasi pada orang lain (c) pembawa pesan dalam berubungan dengan orang lain, (d) sumber informasi tentang diri seseorang.
Perilaku juga terpengaruh oleh adanya pengetahuan yang dipercaya. Pengetahuan tersebut dapat mendorong terjadinya perilaku. Perilaku juga terpengaruh oleh kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan merupakan perilaku menetap, berlangsung otomatis. Kemauan seseorang timbul karena adanya (a) keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan, (b) pengetahuan tentang cara memperoleh tujuan, (c) energi kecerdasan, (d) pengeluaran energi yang tepat untuk mencapai tujuan.
Motivasi seseorang dapat bersumber dari (a) dalam diri sendiri, yang dikenal sebagai motivasi internal, (b) dari luar diri seseorang yang dikenal sebagai motivasi eksternal. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang, yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah, menghindari hukuman. Maslow dan Rogers mengakui pentingnya motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Menurut Maslow setiap individu bermotivasi untuk mengaktualisasi diri. Ciri tersebut adalah (a) berkemampuan mengamati suatu realitas secara efisien,apa adanya, dan terbatas dari subjektivitasnya, (b) dapat menerima diri sendiri, orang lain secara sewajarnya, (c) berperilaku spontan, sederhana dan wajar, (d) terpusat pada masalah atau tugasnya, (e) memiliki kebutuhan privasi atau kemandirian yang tinggi (f) memiliki kebebasan dan kemandirian terhadap lingkungan dan kebudayaannya, (g) dapat menghargai dengan rasa hormat dan penuh gairah,
(h) dapat mengalami pengalaman puncak, (i) memiliki rasa keterkaitan, solidaritas kemanusiaan yang tinggi, (j) dapat menjalin hubungan pribadi yang wajar, (k) memiliki watak terbuka dan bebas prasangka, (l) memiliki standar kesusilaan tinggi, (m) memiliki rasa humor terpelajar, (n) memiliki kreativitas dalam bidang kehidupan,(o) memiliki otonomi tinggi.

No comments:

Post a Comment